Pada dasarnya, ada beberapa jenis diare. Penyebab jenis diare satu dengan yang lainnya pun berbeda-beda. Berikut ini akan diuraikan beberapa jenis diare berdasarkan penyebabnya.
a. Diare Osmotik
Diare osmotik adalah diare yang disebabkan oleh bahan-bahan osmotik, yaitu bahan-bahan makanan tertentu yang tidak dapat diangkut oleh darah dan tertinggal di dalam usus. Beberapa contoh bahan osmotik adalah heksitol, sorbitol, dan manitol.
Penyebab lain diare osmotik adalah kekurangan enzim laktase. Enzim laktase adalah enzim yang diproduksi di dalam usus halus. Enzim ini berfungsi mengubah laktosa (gula usus) menjadi glukosa dan galaktosa, sehingga dapat diserap oleh darah. Apabila orang yang kekurangan enzim laktase mengonsumsi susu atau produk olahan susu maka laktosa akan menumpuk di dalam usus halus sehingga mengakibatkan terjadinya diare osmotik.
Berat ringannya diare yang dialami oleh penderita diare osmotik dipengaruhi oleh jumlah bahan osmotik yang dikonsumsi dan masuk ke usus. Pada umumnya, diare osmotik akan berhenti saat penderita berhenti mengonsumsi makanan yang mengandung bahan-bahan osmotik.
b. Diare Sekretorik
Diare sekretorik terjadi saat usus kecil dan usus besar mengeluarkan senyawa garam (terutama natrium klorida) dan air ke dalam feses. Sekresi garam dan air yang berlebihan ini dapat disebabkan oleh pelbagai faktor, seperti adanya senyawa toksin, minyak kastor, atau asam empedu di dalam usus. Selain itu, diare sekretorik juga dapat disebabkan oleh adanya tumor tertentu, misalnya karsinoid, gastrinoma, dan vipoma.
c. Sindroma Malabsorbsi
Sindroma malabsorbsi merupakan gangguan penyerapan sari-sari makanan di dalam usus halus. Penderita gangguan ini biasanya tidak dapat mencerna makanan secara normal. Pada saat terjadi sindroma malabsorbsi secara menyeluruh, lemak dan karbohidrat tidak dapat diserap dengan baik. Lemak yang tertinggal di dalam usus besar dapat mengakibatkan diare sekretorik, sedangkan karbohidrat yang tertinggal dalam usus besar dapat mengakibatkan diare osmotik.
Terjadinya sindroma malabsorbsi dapat dipicu oleh pelbagai faktor. Misalnya, sariawan nontropikal, insufisiensi pankreas, pengangkatan sebagian usus, berkurangnya aliran darah ke usus, penurunan produksi enzim tertentu di dalam usus halus, dan adanya penyakit pada hati.
d. Diare Eksudatif
Diare eksudatif merupakan diare yang disebabkan oleh terjadinya peradangan atau terbentuknya borok pada usus besar. Peradangan atau borok ini dapat memicu pelepasan protein, darah, lendir, dan cairan lainnya yang dapat meningkatkan kandungan serat dalam feses dan membuat feses menjadi encer. Diare eksudatif biasanya dipicu oleh jenis penyakit lain, seperti TBC, limfoma, kanker, penyakit Chorn, dan kolitis ulserativa.
e. Diare Karena Perubahan Bagian Usus
Pada keadaan normal, feses biasanya memiliki kandungan air 60-90%. Untuk dapat mencapai keadaan tersebut, feses harus berada di dalam usus besar selama beberapa waktu tertentu. Apabila terlalu cepat atau terlalu lama di dalam usus besar maka feses menjadi tidak normal. jika terlalu cepat meninggalkan usus besar, feses menjadi sangat encer. Sebaliknya, feses akan menjadi sangat keras dan kering jika terlalu lama berada di dalam usus besar.
Perubahan bagian (pasase) usus mengakibatkan feses terlalu cepat meninggalkan usus besar, sehingga feses menjadi sangat encer. Beberapa hal yang dapat mempersingkat keberadaan feses di dalam usus besar antara lain hipertiroid, pengangkatan sebagian usus halus atau usus besar, pembedahan perut, pengobatan borok dengan memotong saraf vagus, dan konsumsi obat-obatan pencahar.