Gejala paling umum yang dialami penderita DBD adalah munculnya demam tinggi (mencapai 38-400C). Untuk mengatasi keadaan ini, penderita harus diberi obat penurun panas, misalnya parasetamol. Pada demam biasa, obat jenis salisilat juga dapat digunakan sebagai penurun panas, namun pada kasus DBD, pemberian salisilat sebaiknya dihindari karena dapat memicu pendarahan dan asidosis.
Sebagai akibat dari munculnya demam, pendarahan, dan muntah-muntah, penderita biasanya akan mengalami dehidrasi dan perasaan haus berlebihan. Untuk mengganti cairan tubuh yang hilang, penderita harus memperoleh cairan yang cukup. Pemberian cairan ini bisa melalui minuman atau pun infus. Minuman yang biasa diberikan kepada penderita DBD saat mengalami dehidrasi, misalnya teh manis, sirup, susu, sari buah, atau minuman yang mengandung elektrolit (misalnya oralit).
Apabila penderita terus-menerus muntah sehingga tidak memungkinkan pemberian cairan pengganti lewat mulut maka cairan dapat diberikan melalui vena, yakni dengan pemberian infus. Jumlah cairan infus yang diberikan tergantung pada derajat dehidrasi dan kehilangan elektrolit pada penderita. Pada umumnya, petugas medis akan menganjurkan pemberian infus dengan cairan glukosa 5% dalam 1/3 larutan NaCI 0,9%.
Pada anak-anak, dehidrasi terkadang mengakibatkan munculnya perasaan cemas atau gelisah. Kegelisahan juga dapat terjadi sebagai akibat adanya gangguan fungsi hati. Pada kasus semacam ini, anak-anak dapat diberi obat penenang.